Archive for » 2015 «

Buku Hidup Cuma Sekali – KOMINFO

Buku ini menceritakan banyak tentang hal-hal dibawah ini.

Pornografi

Perdagangan Orang

Narkoba

HIV/AIDS

Saya tergerak untuk “share” buku ini karena sangat baik untuk memperkenalkan dan sekaligus mendidik kita tentang apa itu pornografi sampai kepada HIV/AIDS. Segala seluk beluk tentang kegiatan tersebut tercantum dalam buku ini. Adapun buku ini dibuat oleh KOMINFO Indonesia, agar kita lebih menghargai hidup kita, karena hidup cuma sekali (seperti judul bukunya).

 

Anda dapat men’download’nya pada link berikut.

Download link -> disini

Death and Life (Mind, Body and Soul)

It’s life.

You only have two choices. Death and alive.

But since we’re alive, so death is the only choice we have. Really?

Is that the only choice or the only point we noticed?

There’s so many bases in life.

Some people live according to such fortunes. It was like reading a palm, but infact, they who don’t has even a hand, have had future too indeed.

Some people determine others by such a value, such a faith. Pretending nothings better then them, seems the very right options we could or should’ve done.

So many ways in life.

But people often choose a living way with full of judgement. Judging one another is like a breath. Every breath means every second worth.

But what worth lied in uncertain future?

We always determine what we do, distinguish others like we are better than our own brothers, live our own life in the dark crater it could have happened.

Don’t you ever think we’re in the middle of the storm?

That every battle’s worthy eventhough worlds know best how we won this war.

It’s cold literally. I remember how it’s turn to cloudy or sunny day, but it’s briefly often switching -according to its’ will- then freeze me. I wish , I don’t have to remind you how it feels.

I wish it’s not a promise brought me back, but it is indeed.

They often said that death is cold, but such a papper said hell is such a hot.

Then I know brain and heart, each synergically disaperate and separated. It’s like body and sould have their own sense of life. When fear is the parameter, then body afraid of cold, so is the soul affraid of heat.

The question is, do you afraid?

If death is the only choice we have, do we really have to be afraid?

Tearing in every lost, trying to replaec every gone in one, looks like they all fix in every wink, but still hurt in so much inks.

It’s beautiful how we’re created in order to be gotten connected. How soul tired when body’s gone, how body’s death behind every souls, in front of all the unexpected mind.

I mean, it’s like, who cares? Everyone’ll die too.

A matter of time is not our matter.

When shall we stop wondering and stop starting too much asking about everything?

Unfortunately, we rarely concern about life. In so many ways, we only focus on a small black spot. Even for looking for the white one, was just only to add some black spots upon the white.

It’s life. We’re alive and nothing for you to be afraid of. We’re alive and it’s our life. Live it!

How if my ever best friend pass away suddenly?

What do you think I could have done? It’s out of my authority, it’s even out of QUESTION!

Do you know how many decimals found between 0 and 1?
How if we make it between 0 and 2? between 0 and 3? 0 and 4? and 5? 6?
And so the more unlimited we found in the more limited boundary we made.

Then, now the question would be: What is the end of limited?

Have you ever feel a lost? It’s hurt isn’t it? But, don’t you know that this kind of lost is still not limited?
I mean, everybody feels this the way it hurts, right?
What is the end of it all then? Well, since it’s still me the one you asked, -for me- When you feel a lost you can’t replace, that’s the end of a limited.

wait…………………………………………………………………………………….
Is that really the answer? Is a “limited” really does have an “end”?
How if the end of limited is the beginning of unlimited? And we’d be just trapped in the same limited boundary over and over again, don’t we?

How do you think it feels being trapped there? Trying to figure how to get a rid out of it, but the fact is, it’s actually a circle with no end? You wouldn’t found a dead end, just because there’s no end in those circle.. How terrified that life would be?

I don’t even know how to deal with this kind of lost, but it feels more like starting a new unlimited life with a different limited boundary. Where we could be just trapped in those circle forever, feels the same sad feeling over and over again. The more you trying to get a rid out of it, the more you reach the beginning of those unlimited sadness. Trying to get an end in the circle with no end.

That’s a lost, I can’t replace (at all).
-with my tears.

Jealous

Berapa banyak diantara kita yang pernah ngalamin rasa “CEMBURU” a.k.a “JEALOUS”?

Seberapa sering kita ngucapin kata-kata “Ih… Bikin jealous aja sih!” atau “Dia gak tau apa gw udah cemburu banget kalo digituin?!”?

Sesering apa kita melakukan aksi-aksi bodoh buat ngedapetin perhatian cuma untuk nunjukin kalau sebenernya kita itu lagi “JEALOUS”?

Separah apa kebodohan yang telah terjadi saat kita sedang berusaha ngungkapin rasa “CEMBURU” kita?

Sesering apa? Berapa banyak? Seberapa sering? Separah apa KE”CEMBURU”AN sebenarnya telah membutakan mata hati kita, tanpa pernah kita bertanya: Seberapa pantas rasa “CEMBURU” itu menghancurkan hidup kita? Pantas atau tidak kah rasa “CEMBURU” itu ada?

Saya gak bilang “CEMBURU” itu gak wajar lho. Sebagai manusia, pasti kita pernah ngersain perasaan yang satu itu dalam bentuk apapun. Waktu ortu lebih care sama adik atau anak tetangga dibanding sama kita, saat guru favorit kita membanggakan nilai temen sekelas yang nb: nilainya lebih bagus dari kita, ketika orang yang kita sayangi malah asik-asikan berduaan sama yang lain, dsb, dsb. You see? “CEMBURU” itu wajar-wajar aja buat kita rasakan, sejauh masih dalam batas kewajaran. Tapi bukan berarti sesuatu yang WAJAR itu bisa secara otomatis jadi PANTAS untuk kita rasakan.

Sekarang coba kita perdalam pengertian “CEMBURU” secara etimologi. Cemburu dalam bahasa Inggris adalah “JEALOUS”. Jealous merupakan kata yang berasal dari bahasa MEDIEVAL LATIN : “ZELOSUS”, yang kemudian diserap dalam bahasa Perancis-lama (Old-French) menjadi “GELOS”.

Kata “JEALOUS” sendiri mempunyai beberapa arti sebagai berikut.

  • Feeling or showing envy of someone or their achievements and advantages

Cemburu terhadap prestasi dan pencapaian/kesuksesan seseorang.

  • Feeling or showing suspicion of someone’s unfaithfulness in relationship

Cemburu atas ketidaksetiaan seseorang dalam suatu hubungan percintaan.

  • Fiercely protective or vigilant of one’s right or possessions

Cemburu terhadap kekuasaan/hak kepemilikan seseorang.

  • (of God) demanding faithfulness and exclusive worship

Sifat cemburu Tuhan yang menuntut kesetiaan dan penyembahan secara khusus.

Luas banget ya lingkup dari arti kata “JEALOUS” ini. Oleh karena itu, saya akan secara khusus membahasnya dalam satu poin saja, yaitu poin kedua dalam pengertian diatas.

FEELING OR SHOWING SUSPICION OF SOMEONE’S UNFAITHFULNESS IN RELATIONSHIP

Nah.. buat kalian yang pernah pacaran, atau minimal sudah beranjak dewasa a.k.a sudah mengalami masa pubertas, pasti pernah lah ya mengalami perasaan yang kaya gini. Cemburu sama pasangan/pacar kita. Cemburu terhadap “sang-KEKASIH” pas dia lagi deket2 sama yang lain (eeaaaa). Jangan muna’-lah, akuin aja (hehhehe)..

Sederhananya gini loh.. menurut pemikiran 3 ahli terkemuka yang diakui di dunia (saya, otak saya dan berbagai spekulasi yang ada didalamnya…wkwkwk)  9 dari 10 orang yang mengaku atau (beranggapan) sudah mengenal yang namanya “CINTA”, pasti pernah ngerasain yang namanya “CEMBURU”. Catet tuh guys! pasti pernah! Ada yang gak setuju? Buat yang gak setuju, disarankan untuk tidak membaca artikel ini lebih lanjut. Jika tetap memaksakan diri untuk tetap lanjut membaca, RESIKO ditanggung sendiri ya guys.. hehehe.

Rasa Cemburu terhadap kekasih/pasangan itu muncul karena banyak hal. Mulai dari hal sepele sampai hal besar, mulai dari hal gak penting sampai hal yang sebenarnya “gak penting” tapi dipenting-pentingin, itu tuh ada.. Ada ajalah pokoknya hal-hal yang jadi alasan buat kita ngerasain perasaan itu.
Wajar? ya wajar-wajar aja sih yah.. Tapi Pantes gak?
Sesuatu yang sifatnya “WAJAR” belum tentu “PANTAS” guys… catet!
Kewajaran gak bisa secara otomatis dapet grammy award sebagai suatu Kepantasan.. catet itu!
Sebelum kita lanjut, saya tanya lagi deh ya, Siapa yang gak setuju sama 2 kalimat diatas, silahkan tutup page ini dan tidak usah lanjut baca… tapi kalo tetep keukeuh yo wes monggo…

OKEH! Setelah sejauh ini baca sampai sini, ada gak diantara kalian yang berpikir “Apa pentingnya bahas topik kaya gini? Iya sih, emang bener gw pernah ngerasain cemburu, terus kenapa? Masalahnya dimana? Penting banget yah bahas ginian?” Ada gak guys? Ada yang mikir kaya gitu? Kalau ada diantara kalian yang mikir kaya gitu, SANGAT DISARANKAN untuk membaca artikel ini sampai selesai!

Konon, rasa CEMBURU itu dipercaya oleh sebagian orang sebagai bukti kalau si dia bener-bener sayang dan cinta sama kita. Jadi kalau si dia gak pernah nunjukin gejala-gejala Kecemburuan sedikit pun atas segala sesuatu yang –menurut kita- seharusnya dia cemburu, maka tidak diragukan lagi, si dia tidak benar-benar mencintai kita. Bener gak sih guys? Gak tau lah yah.. hahhah! Konon katanya sih gitu *wink*.

Konon lagi, rasa CEMBURU itu diyakini oleh beberapa orang sebagai ke-etis-an dalam dunia percintaan. Jadi kalau sebagai sepasang kekasih belum saling men-cemburu-i satu sama lain, artinya dia/mereka gak etis! Mungkin bisa dituntut secara hukum kalau memang ada undang-undang yang membahas secara khusus tentang hal bodoh(re: tidak-penting) yang satu ini. Benar atau tidak, saya tidak tau, tapi Konon katanya sih gitu!
Anyway, ada yang gak ngerti arti dari kata etis? Tanya mbah gih sanaahh… hahahah!

Konon banget, rasa CEMBURU itu adalah tanda kalau si dia PEKA. Apa itu PEKA?
P : Punya rasa cinta yang mendalam
E : Etis dalam memperlakukan pasangan
K : Kekasih idaman
A : Aku butuh perhatian
Tak jarang karena ke-konon-an ini, rasa cemburu dapat menggeser rasa cinta sebagai hakikat utama/hal paling esensi dalam sebuah hubungan percintaan. Wuih, bisa-bisa kedepannya cemburu malah dijadikan salah satu syarat oleh Mario T. dalam mengetahui tanda-tanda kamu jatuh cinta.. hmmm, Super Sekali. #eh!

Allright GUYS, dari ketiga ke-konon-an diatas -yang kebenarannya tidak dapat dipastikan oleh siapa pun- (namanya juga konon), kamu-kamu-kamu a.k.a kalian termasuk yang mana? Kalian pernah ngerasain atau mungkin pernah menganut paham ke-cemburu-an yang mana? Konon atau Konon-Lagi atau Konon-Banget? Atau tiga-tiganya mungkin *ROTFL*?
Intinya, kalau kalian pernah mengalami salah satu dari ketiga KONON diatas ataupun sejenisnya, SELAMAT! KE-CEMBURU-AN anda masih wajar dan sejauh ini masih dalam batas kewajaran. Lho! Kok bisa gitu?!
Bingung? -> Pegangan! hahaha, canda!
Coba kalian baca baik-baik pengertian kata “JEALOUS” yang kita lagi bahas disini (poin kedua). Disitu jelas-jelas ada tulisan “IN RELATIONSHIP” kan? Artinya, kalau kita cemburu sama pasangan/pacar/kekasih kita -terlepas dari faktor apapun yang membuat kita cemburu-, ya WAJAR aja. Wajar banget malah! Wajar sewajar-wajarnya lah pokoknya.

Gimana kalau kasus(re: kisah)nya kaya gini. Kita baru suka sama seseorang. Jadi, yahh… baru muncul benih-benih cinta #eeeaa (apasih!). Karena kita punya perasaan sama si dia, akhirnya kita dianugrahkan Tuhan sebuah SKILL khusus -semacam indra keenam- untuk melakukan kegiatan yang namanya STALK(ING). Ditambah lagi, dengan kemajuan teknologi diabad 20 ini, kita semakin merasa(re: seolah-olah) Tuhan membuka jalan-saat tiada jalan- dan mendukung kegiatan(re: kelakukan) kita. Akun Facebook-nya-si dia- pun kita jelajahi secara detail dan rinci. Bahkan saat melihat status Lajang/Single (yang nb: belum dapat dipastikan kebenarannya) melalui FB si dia, rasanya tuh PLONG! Sepertinya Tuhan telah memberikan KE-LEGA-AN kepadaku #halah. Dan kemudian, setelah kita melihat(re: Stalk) ke album fotonya, kita tiba-tiba menjadi SHOCK sesaat, karena terdapat foto yang diupload baru beberapa hari yang lalu, yang menunjukan kemesraan si dia dengan seseorang #deg! Atau mungkin kita tiba-tiba meneteskan air mata saat membaca postingan status FB dia yang super mesra sama seseorang #deg! Atau mungkin kita nyesek banget pas dia komen-komenan sama seseorang dengan full-modus-detected #deg!
Atau mungkin saja, atau memang mungkin, atau mungkin memang, atau mungkin saja kita memang telah merasakan perasaan yang namanya CEMBURU #jederrr!

Ada yang pernah ngalamin kayak kisah diatas? -Bunuh diri aja gih.. hahah! *canda!
Seperti yang tadi sudah saya tekankan, sesuai dengan topik pembahasan kita, tanpa harus bertele-tele, dengan kepala tertunduk, mata tertutup, mulut terbuka, bibir terangkat, rahang tergerak, hati terbuka, pikiran tertatih #halah!  serta dengan sangat menyesal saya harus mengatakan: KE-CEMBURU-AN kalian tidaklah WAJAR!
Ada yang masih bertanya-tanya kenapa demikian? Yang masih bertanya demikian, saya berani taruhan kalian juga akan mempertanyakan keadilan Tuhan, seperti contohnya *clearing throat* #ehem: “Kenapa sih Tuhan gak adil banget! Kalau emang Tuhan gak berkenan nyatuin kita, kalau emang dia bukan jodoh gw, kenapa perasaan ini harus ada! Kenapa harus gw yang merasa tersakiti?! Hidup ini gak adil”. Kenapa demikian?
Kalau kalian masih nganggep Cemburu jenis ini masih WAJAR, atas dasar apa kalian merasa wajar -atau bahkan berhak- untuk memiliki ke-cemburu-an ini? Toh, si dia bukan siapa-siapa kalian. Toh, si dia bukan pacar kalian. Toh, kalian tidak dalam suatu hubungan spesial a.k.a IN RELATIONSHIP. Toh, si dia gak pernah ngasih harapan ke kalian. Atau mungkin kalian beranggapan si dia udah ngasih harapan, tapi ujung-ujungnya cuma PHP! Hmmm, yakin tuh kaya gitu? Si dia emang bener-bener ngasih harapan atau kalian yang cuma ke-ge-er-an?
Bagi yang masih merasakan atau mengalami hal yang demikian, atau masih mengaggap cemburu jenis ini merupakan suatu kewajaran, biar saya kasih tau satu hal buat kalian.
Antara ke-cemburu-an dan ke-kecewa-an emang cuma ada garis tipis. Dimana keberadaan garis tipis tersebut, bukanlah untuk menunjukan suatu perbedaan, tapi untuk mengindikasikan sebuah batasan. Dalam sebuah batas hingga batasan tertentu -pada kasus ini-, ada kalanya perasaan yang kita rasakan itu hanya sebatas ke-kecewa-an saja. Bukan karena kadar-sakit-hati kalian yang tidak cukup untuk dikategorikan sebagai ke-cemburu-an, tetapi lebih kepada kenyataan bahwa kalian tidak berhak/tidak wajar untuk cemburu sama si dia.
Dih, kok gitu? Kan perasaan cemburu itu cuma kita yang rasain di dalem hati! Wajar aja dong kita cemburu meskipun dia bukan pacar kita? Kan kita sayang sama dia. Siapa yang bakal tau selama kita cuma nyimpen perasaan cemburu itu dalem hati kita? Sah-sah aja dong!
Hmm.. disini bahaya-nya guys! Begitu kalian merasa bahwa cemburu yang model gini tuh wajar, apa kalian yakin bakal diem-diem aja? Apa kalian yakin bakal adem-adem aja menyaksikan kemesraan-atau apalah itu namanya- si dia dengan orang lain? Justru perasaan cemburu itu yang akan menjadi dasar dari tindakan kalian selanjutnya. Tindakan kalian yang -mungkin saja- over(re: lebay). Tindakan kalian yang -sangat mungkin- dikategorikan sebagai ke-bodoh-an. Tindakan yang awalnya kalian dasari diatas rasa cemburu itu. Dalam hal ini, saya mencoba untuk menyadarkan kalian untuk tidak melakukan tindakan-tindakan tadi! Mencoba untuk membuat kalian sadar -diri- bahwa, rasa cemburu yang mendasari tindakan kalian tersebut, tidaklah wajar! Bahwa kalian tidak berhak untuk merasakan ke-cemburu-an itu! Bahwa perasaan yang kalian rasakan hanyalah sebatas ke-kecewa-an.
Jadi, yang masih mengalami ke-cemburu-an tidak-wajar (re: cuma sebatas ke-kecewa-an), jangan pernah berpikir untuk menyatakan kepantasan dari perasaan kalian itu. Apalagi memantas-mantaskan diri untuk sesuatu yang sifatnya berada diluar garis tipis tersebut.

Back to kasus KONON yang tadi! Kalau cemburu yang kalian rasakan sudah wajar, lalu apakah pantas? Tidak pantas? Belum tentu pantas. Artinya bisa pantas, bisa jadi tidak pantas. Kita akan lihat dari 2 sisi yang berbeda untuk menilai ke-pantas-an dari suatu ke-cemburu-an. Pertama dari sisi-PRE(before) dan Kedua dari sisi-POST(after).

PRE
Dalam hal ini, segala sesuatu yang harus kita sorot adalah “Alasan seseorang menjadi cemburu/Faktor-faktor yang menjadi penyebab seseorang cemburu”. Kita akan fokus kepada segala hal yang membuat timbulnya suatu ke-cemburu-an, selain dari pada itu tak-usah-kita-gubris(re: abaikan!).

Pada dasarnya, manusia memiliki tingkat/level ke-cemburu-an yang berbeda-beda. Oleh karena itu, faktor penyebabnya pun akan berbeda pula. Ada yang mengalami rasa cemburu cuma karena pasangannya terlalu dekat sama salah seorang teman sekolah/kampus/kelompok belajarnya. Ada yang mengalami rasa cemburu kalau pasangannya pap foto berdua sama orang lain(re: bukan kita) di berbagai account sosmed nya. Ditambah lagi, berlaku untuk jenis kelamin tertentu, kadar/level ke-cemburu-an itu akan meningkat secara drastis bagai katalis, jika-dan-hanya-jika tamu bulanan sedang berkunjung (if-you-know-what-I-mean).
*terms-and-conditions-apply*.

Lalu, apa faktor yang harus kita pertimbangkan untuk menentukan pantas/tidaknya suatu ke-cemburu-an itu? Jawabannya simple. 2 kata, 1 makna. “GAK ADA!” *devil laugh*. Kenapa Gak-Ada? Karena jawabannya cuma ada di otak kalian masing-masing. Mungkin saya bisa bilang, kalau cemburu karena ini, berarti masih pantes, kalau cemburu karena itu, berarti udah gak pantes…! Guys, come on! Yang ngejalanin hubungan itu kalian lho.. Cuma kalian yang paham benar batas ke-muak-an kalian terhadap tingkah(re: kelakuan) pasangan kalian masing-masing. Kalau mereka terlalu bertingkah, apalagi -berlaku untuk jenis kelamin tertentu-, kadar/level tingkah(re: kelakukan) mereka akan meningkat secara drastis bagai katalis, jika-dan-hanya-jika mereka lagi ada maunya (obivously), berarti itu sudah tidak pantas! Tidak pantas lagi untuk kalian pertahankan sebagai pacar, hahaha..*canda! Intinya saat level toleransi kalian sudah berada satu garis dibawah kadar ke-muak-an kalian, berarti ke-cemburu-an si dia udah gak pantes guys. Jangan takut untuk tegur(re: muntah) kalau emang kalian udah terlalu muak sama tingkahnya itu. Keputusan selanjutnya, ada ditangan kalian, hehheheh.

POST

Kalau sekarang, barulah kita abaikan segala sesuatu yang menyebabkan pasangan kita cemburu. Kita akan lebih fokus kepada “Tindakan yang mereka lakukan setelah mengalami rasa cemburu” -apapun penyebabnya-. Kita akan lebih menyoroti suatu hal yang akan membuat kita lebih muak dari sisi-PRE diatas.

Pada dasarnya, manusia yang namanya udah cemburu, pasti gak bakal tinggal diem. Kalau pasangan kita itu orangnya ceplas-ceplos, ya siap-siap aja dapet kuliah gratis 4-6sks dalam satu shift kencan romantis *wink*. Kalau pasangan kita itu orangnya pendiam, ya siap-siap aja tunggu bom-meledak. Kalau pasangan kita orangnya pemaaf, ya bukan berarti dia penyabar kan? #hufh. Kalau kita L-D-R, siap-siap aja kupingnya panas. Kalau dia atasan kita dikantor, siap-siap aja gajinya dipotong. Kalau dia adalah dosen kita dikampus, siap-siapin duit yang banyak guys buat ngulang matkul! hahahah. Kalau dia mengidap penyakit tertentu, catet nomor telepon penting seperti nomor hp orang tuanya/sodaranya, rumah sakit terdekat, -in case- terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kalau dia orang yang desperate banget, tidak disarankan untuk membuat dia cemburu, karena kalau sampe itu terjadi, mungkin kalian akan menyesal seumur hidup… you know lah yah, namanya juga orang desperate, apapun bisa terjadi kan? (buat yang gak tau apa itu desperate, silahkan liat dikamus). Intinya banyak tindakan yang bisa dilakukan kalau seseorang udah cemburu. Gak menutup kemungkinan, tindakan yang mereka lakukan dapat membuat waktu kita terbuang, merusak suasana, atau bahkan lebih parah lagi: MUNTAH!

Mungkin yang jadi masalah disini bukanlah ke-cemburu-an itu lagi, melainkan lebih kepada tindakan/hal-hal yang dapat mereka lakukan setelah merasakan ke-cemburu-an. Tetapi, mengingat ke-cemburu-an lah yang mendasari tindakan yang mereka lakukan itu, maka itulah yang sudah sepatutnya kita waspadai. Yang menjadikan rasa cemburu itu pantas adalah ketika dampak yang diberikan oleh ke-cemburu-an tidak membuat kita terlalu muak(re: muntah). Yang menjadikannya tidak pantas adalah ketika kita muntah saat perut kosong…->Maksudnya, saat kita muak dan membuat kita hampa/kosong akan perasaan cinta itu sendiri (re: ILFEEL). Intinya, jangan takut untuk tegur(re: muntah) kalau emang kalian udah gak kuat. Keputusan final, ada ditangan kalian, hehheheh…


Kesimpulannya, mending gak usah deh cemburu-cemburu-an.. Gak penting tau. Kalau emang ada yang kurang berkenan buat kita, ya ngomong aja baik-baik. Gak usah pake tingkah aneh-aneh.. cemburu-cemburu gak jelas, atau apalah itu.. Gak usahlah! Buang-buang waktu, energi. Bikin capek hati, pikiran. Nyantai aja guys, SELOW! Jangan kasih ruang dihati kita buat rasa cemburu. Emang sih wajar, emang sih pantes-pantes aja, sah-sah aja.. tapi kalau gak ada manfaatnya, buat apa?!

Let’s be smart guys! Okeh?
-SEKIAN-

Sometimes When We Touch

Hi bloggers either just a readers. It’s been years since I last updated. I’m back anyway, hahaha.

This chance, I’d like to give you such a review of a song of Dan Hill. Since I’m in Indonesia, permit me to use BAHASA….

Jadi judul lagunya adalah “Sometimes When We Touch” (seperti title post ini). Ini lagunya om Dan Hill dalam albumnya yang berjudul Longer Fuse. Lagu ini sendiri Release pada tahun 1977 (16 tahun sebelum saya lahir). Beliau sendiri baru berusia 19 tahun saat menulis lirik lagu ini. Lagu ini mulai populer pada tanggal 4 Februari 1978, saat lagu ini pertama kali diluncurkan sebagai single.

Ngomong-ngomong, yang bakal saya bahas detail disini bukanlah sejarah lagunya, jadi buat semua orang yang ngantuk dan pasti tertidur setiap pelajaran sejarah dikelas- tenang aja- saya gak bakal dongeng panjang lebar disini tentang itu.. 😉

FYI: Ini lirik lagunya.

“Sometimes When We Touch”

You ask me if I love you
And I choke on my reply
I’d rather hurt you honestly
Than mislead you with a lie
And who am I to judge you
On what you say or do?
I’m only just beginning to see the real you

And sometimes when we touch
The honesty’s too much
And I have to close my eyes and hide
I wanna hold you til I die
Til we both break down and cry
I wanna hold you till the fear in me subsides

Romance and all its strategy
Leaves me battling with my pride
But through the insecurity
Some tenderness survives
I’m just another writer
Still trapped within my truth
A hesitant prize fighter
Still trapped within my youth

And sometimes when we touch
The honesty’s too much
And I have to close my eyes and hide
I wanna hold you til I die
Til we both break down and cry
I wanna hold you till the fear in me subsides

At times I’d like to break you
And drive you to your knees
At times I’d like to break through
And hold you endlessly

At times I understand you
And I know how hard you’ve tried
I’ve watched while love commands you
And I’ve watched love pass you by
At times I think we’re drifters
Still searching for a friend
A brother or a sister
But then the passion flares again

And sometimes when we touch
The honesty’s too much
And I have to close my eyes and hide
I wanna hold you til I die
Til we both break down and cry
I wanna hold you till the fear in me subsides

Yaahh, dari lirik lagunya ketauanlah ya kalau ini adalah LOVE SONG… hehheh.
Dari sekian banyak love song yang ada di dunia ini, mungkin ini salah satu yang bener-bener diciptain dari hati. Salut sama om Dan Hill. Beliau bisa ciptain lirik lagu yang sangat “truely meant” di usia yang baru beranjak dewasa (19 tahun). Bisa dibilang perasaan/hati si pencipta lagu ini terlalu “matang” untuk lelaki seusianya.
Saya bakal interpretasikan lagu ini sesuai dengan apa yang ada di otak saya (hahahha: devil laugh), bukan berdasarkan keadaan asli si pencipta lagu.
Baiklah, mulai dari bait pertama ya…
You ask me if I love you
And I choke on my reply
I’d rather hurt you honestly
Than mislead you with a lie
And who am I to judge you
On what you say or do?
I’m only just beginning to see the real you
Dari sepenggal lirik ini, yang membuat saya tertarik adalah kalimat “I’d rather hurt you honestly than mislead you with a lie”. Dari kalimat itu, si pencipta lagu ini memilih untuk berkata jujur kepada seseorang yang baru saja menyatakan perasaan kepadanya. Dia memilih untuk jujur meskipun menyakitkan, daripada menyesatkannya dengan sebuah kebohongan. Dia gak bisa menyalahkan orang tersebut atas apapun yang dilakukannya (termasuk saat menyatakan perasaan kepada si pencipta lagu), karena – yang saya tangkap- mereka belum cukup saling mengenal satu sama lain. Dia bilang “I’m only just beginning to see the real you”: “Ini baru permulaan buat saya untuk mengenal siapa kamu yang sebenarnya”.
Lanjut bait keduaa….
Romance and all its strategy
Leaves me battling with my pride
But through the insecurity
Some tenderness survives
I’m just another writer
Still trapped within my truth
A hesitant prize fighter
Still trapped within my youth
Bait kedua lebih menceritakan tentang alasan sebenarnya. Alasan dibalik sikap “dingin”nya pada bait pertama. Dia merasa, dia masih terlalu muda. Dia hanyalah seorang penulis yang masih terperangkap dalam kebenaran. Kebenaran yang menyatakan bahwa dia masih labil, bimbang dan terperangkap dalam keraguan-raguan. Kebenaran tersebutlah yang membuat dia tetap “dingin” dan bersikap tak acuh terhadap segala romasa dan strategi yang diterapkan oleh orang (yang menyatakan perasaannya) tersebut.
Masuk ke Bridge…
At times I’d like to break you
And drive you to your knees
At times I’d like to break through
And hold you endlessly
Bagian dari tiap baris dalam bridge ini menunjukkan kekontrasan. Liriknya semakin memperkuat bait kedua yang menyatakan kelabilan sang pencipta lagu. Dia berkata “At times I’d like to break you and drive you to your knees”:”Disaat saya ingin menghancurkan kamu dan membuat kamu bertekuk lutut” dan “At times I’d like to break through and hold you endlessly”:”Disaat saya ingin mendobrak/menerobos dan memegang/mempertahankan/memilikimu tanpa henti/tiada akhir”. Dalam bridge ini juga terdapat makna tersirat, bahwa sebenarnya dia memiliki perasaan terhadap orang (yang menyatakan persaannya) ini. Sehingga, dia ingin menghancurkan dan membuat orang itu menyerah, serta memberontak/menerobos keinginannya sendiri dan memiliki orang tersebut, pada waktu yang bersamaan.
Bait ketiga nih sekarang…
At times I understand you
And I know how hard you’ve tried
I’ve watched while love commands you
And I’ve watched love pass you by
At times I think we’re drifters
Still searching for a friend
A brother or a sister
But then the passion flares again
Ini merupakan bagian dimana dia benar-benar menyadari bahwa orang itu telah melakukan perjuangan yang sangat berat untuk mendapatkan hatinya. Dia telah melihat bagaimana perasaan orang tersebut begitu menguasai hidupnya(orang yang menyatakan perasaan). Dia juga telah menyaksikan banyak perasaan yang orang ini korbankan hanya untuk mendapatkan hatinya(si pencipta lagu). Hal itulah yang membuat dia(si pencipta lagu) berpikir, mereka seperti gelandangan/pengemis yang mencari seorang teman, atau entah saudara untuk saling berbagi. Hingga pada akhirnya gairah itu kembali membara dalam hati mereka. Gairah untuk saling memiliki sebagai sepasang kekasih.
Intinya terdapat pada Reffrain lagu ini…
And sometimes when we touch
The honesty’s too much
And I have to close my eyes and hide
I wanna hold you til I die
Til we both break down and cry
I wanna hold you till the fear in me subsides
Menurut saya, Reffrain lagu ini menjelaskan segala ketidakpastian yang terdapat di setiap bait. Si pencipta lagu memang dengan sungguh memiliki perasaan/cinta terhadap orang yang menyatakan perasaannya itu. Bahkan dia merasa, setiap mereka bertemu, berpegangan tangan, bersenda gurau, mereka tenggelam dalam keluguan. Mereka terlalu polos. Mereka terlalu terbuka satu sama lain/terlalu jujur. Saking keterlaluannya, membuat si penulis ini harus menutup mata dan bersembunyi dari kenyataan perasaan yang sebenarnya. Bahwa sesungguhnya dia ingin memiliki orang itu sampai mati, sampai mereka berdua terjatuh(sakit) dan menangis bersama, (bahkan sampai maut memisahkan). Meskipun dia khawatir/takut, dia ingin memegang/mempertahankan/memiliki orang itu sampai ketakutan dalam dirinya lenyap/reda/hilang.

Kira-kira gitu sih interpretasi lagunya.. Punya pendapat lain? hehhehe..

-Okeh, SEKIAN-