Penanggulangan Sampah di Jakarta

“Duhh,, bau banget sih!”, “Ihhh,, jorok banget… gak banget deh”…”amit-amit deh kayak gitu”…”Kenapa aku dilahirkan untuk jadi seperti ini Tuhan?”

Tumpukan Sampah Indonesia

Tumpukan Sampah Indonesia

Keramas diantara sampah

Itulah segelintir kalimat yang terucap ketika kita berada dalam situasi seperti foto diatas, ataupun hanya sekedar melihat foto tersebut saja.

Ironis memang, namun tak hanya itu.. Hal ini sangatlah memprihatinkan!

Menurut data dari Deputi Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2007, setiap individu rata-rata menghasilkan 0,8 kilogram sampah dalam satu hari.

Volume timbunan sampah di 194 kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 666 juta liter atau setara 42 juta kilogram, di mana komposisi sampah plastik mencapai 14 persen atau 6 juta ton.

Setiap tahun lebih dari 11 miliar bungkus mie instan menjadi sampah plastik tidak bernilai ekonomis sehingga tidak didaur ulang.

Berdasarkan data KLH 2008, dari total timbunan sampah nasional, jumlah sampah yang diolah dengan dikompos atau didaur ulang hampir 5 persen atau setara 12.800 ton per hari. Dari total jumlah sampah tersebut, 2 persen atau 204,16 ton per hari di antaranya adalah sampah organik “biodegradable” yang potensial menghasilkan metan.

Lalu kemudian, munculah pertanyaan “Dimana hati nurani kita”… Atau mungkin sebagian besar dari kita menelaah “Siapakah yang bertanggung jawab atas semua ini?”

Siapakah yang patut disalahkan?

Akan tetapi, marilah kita lihat foto-foto berikut dibawah ini.

9-Recycles

9-Recycles

Pembuangan sampah di Belanda

Mesin pembersih

Mesin pembersih

 

 

 

 

 

 

Apakah yang ada dalam pikiran anda ketika melihat hal ini?

Gambar 1 merupakan gambar sistem pengelolaan sampah di Jepang.

Gambar 2 & 3  merupakan gambar seorang koki dan keluarganya sedang membuang sampah di hari pembuangan sampah di Belanda dan gambar mesin pembersih disana.

Hal tersebut cukup menggambarkan secara kontras kepada kita, mengenai pengelolaan pembuangan sampah di Negara maju. Sangat berbeda bukan dengan negara kita, Indonesia?

Lalu, apa yang anda sekalian dapatkan dari sekedar perbandingan foto-foto diatas? Apakah hal esensial yang menurut anda paling krusial yang menjadi penyebab dari semua itu?

Simple saja menurut saya.

“KESADARAN” awareness!

Ketika kita mengulas tentang kesadaran, erat kaitannya dengan wawasan otak kita! Maksud saya, dengan tingkat pendidikan orang tersebut- bedakan orang terdidik dan terlatih-. Kesadaran diri haruslah diawali dengan pemahaman yang baik akan konflik yang dihadapi, tentunya konflik tentang “sampah” yang saat ini sedang saya bahas. Pernahkah anda berpikir,Mengapa terjadi konflik banjir di Jakarta tak kunjung usai? Polusi udara yang cukup menyumbang dalam Pemanasan Global? Pencemaran laut dan pemutihan terumbu karang? Peningkatan jenis dan wabah penyakit karena tidak bersih? Pernahkah?; Terlebih dahulu, kita harus tahu dulu tentang semuanya itu lalu sadar.

Apakah cukup sampai sadar saja?

Tentunya harus bertindak! Nah, apa sih hal-hal teknis yang dapat kita lakukan dalam mengatasi masalah sampah ini?

1. Mendukung program pemerintah dalam hal tidak boleh membuang sampah sembarangan. Sebagai contoh: Ajakan membuang sampah pada tempatnya dari Pem. Prov. DKI Jakarta.

2. Mengasah kesadaran diri dari hal-hal praktis yaitu membuang sampah pada tempatnya, tentunya dalam hal ini tidak ada paksaan/tekanan ataupun intevensi dari pihak manapun.

3. Simpatik pada kegiatan dan orang-orang yang berjerih payah untuk menciptakan kebersihan INDONESIA.

4. Tahu dan sadar atas bahayanya Sampah yang tak tertanggulangi, dan bersedia bertindak untuk menanggulangi bahaya tersebut, termasuk mencegah.

hmm… Kalau sudah dilakukan empat hal diatas, marilah kita mengubah SISTEM Pembuangan Sampah di Indonesia menjadi seperti negara-negara maju. Mengapa? Karena masalah sampah sudah begitu kompleks. Sampah penyebab banjir. Sampah promotor Polusi udara. Sampah yang tidak dikelola dengan baik tentunya. Dan saya sangat yakin, akan ada hal-hal yang lebih ekstrim lagi terjadi jika kita menganggap remeh hal ini (tidak menindaklanjuti).

Bagaimana sistem disana?

Saat ini, saya mengambil contoh dari Belanda. Ya, Belanda si negara penjajah Indonesia selama 3,5abad.

Pertama, mereka menyosialisasikan cara membuang sampah yang baik dan benar. Yang harus ditekankan disini adalah, mereka menciptakan kesadaran masyarakat dengan mendidik (sosialisasi).

Kedua, mereka menyediakan 2 macam tempat sampah.. satu organik, yang satu lagi anorganik. (sudah diterapkan di Indonesia, namun belum maksimal)

jenis sampah

Ketiga, ada hari-hari tertentu secara berkala dilakukan pembuangan sampah. Akan tetapi, ini bukan sampah yang sama sekali tidak dapat dipakai lagi. Inilah yang menarik yang saya soroti. Mereka membuang sampah bukan karena tidak dapat dipakai lagi, tetapi karena mereka sudah tidak memakai lagi- karena sudah ada barang yang baru. Contoh: karena membeli sofa baru, maka sofa lama mereka dibuang.

Keempat, bagi yang kurang berkemampuan untuk membeli barang baru, maka, saat hari pembuangan sampah, mereka dapat keliling kota untuk mengumpulkan barang-barang yang masih bisa mereka pakai.

Kelima, mereka tidak segan-segan mengapresiasi warga yang telah mentaati peraturan khususnya dalam hal sampah dan kelangsungan lingkungan hidup.

Namun, lebih dari semua itu, dalam masalah sampah ini, kita harus selalu bergotong royong! Tidak bisa sendiri! Sehingga usaha yang dilakukan optimal dan dapat kita rasakan dampaknya bersama. Mari sama-sama membangun Jakarta. Jakarta bersih. Jakarta bebas banjir. Masyarakatnya makmur dan sejahtera. Marilah dengan segera menciptakan dan mempromotori kemajuan Jakarta. Buktikanlah kalau DKI Jakarta pantas menjadi ibukota Indonesia. Buktikanlah kalau Jakarta pantas menjadi kota teladan/percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia. Dan semuanya itu dapat kita mulai dari hal-hal kecil namun bermakna dan krusial.. buanglah sampah pada tempatnya. Yuk… Buang Sampah Pada Tempatnya. Demi keberlangsungan anak cucu kita nantinya. Demi kelangsungan alam dan menyeimbangkan ekosistem.

buang-copy-640x902

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are currently closed.

Comments are closed.